Budidaya Jamur Tiram
Budidaya jamur tiram cocok untuk Indonesia
yang merupakan negara agraris dengan kekayaan alam yang begitu besar terutama tanaman
pertanian yang sangat beragam. Kondisi ini selayaknya membuka mata kita betapa
besarnya peluang usaha yang dapat kita upayakan di bidang ini. Didorong pula
dengan adanya krisis global saat ini, bidang pertanian memberikan peluang yang
sangat baik untuk menghasilkan wirausahawan – wirausahawan baru yang sejatinya
dapat menekan angka pengangguran dengan terbukanya lapangan kerja baru. Lebih
dari itu cita-cita untuk mewujudkan masyarakat mandiri menjadi hal yang sangat
mungkin untuk dicapai. Salah satu usaha pertanian saat ini yang sangat
prospektif dan potensial yaitu usaha budidaya jamur tiram (Pleurotus
ostreatus).
Beberapa pertimbangannya antara lain :
1.
Daya serap pasar
sangat tinggi dan semakin meningkat
2.
Bahan baku
mudah diperoleh dan murah
3.
Kebutuhan skill tidak
begitu tinggi
4.
Belum banyaknya petani
jamur tiram
5.
Tidak memerlukan lahan
yang luas
6.
Jamur tiram merupakan
pangan alternatif yang lezat, sehat dan bergizi tinggi.
SEKILAS TENTANG JAMUR TIRAM
Jamur tiram dikenal
pula dengan nama populer Oyster Mushroom dan nama ilmiah Pleurotus
ostreatus. Tangkai tudungnya menyerupai cangkang tiram dengan bagian
tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem. Tubuh buah memiliki batang
yang berada di pinggir (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti
tiram (ostreatus), sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus
ostreatus. Ukuran dan warna tudungnya pun bervariasi, tergantung dari
jenisnya. Jamur tiram termasuk organisme yang bersifat saprofit yaitu
hidup pada bahan organik yang sudah mati seperti kayu lapuk. Jamur tiram
yang tumbuh di daerah dingin biasanya tudungnya lebih tebal dibandingkan dengan
yang tumbuh di suhu yang lebih panas. Spora jamur tiram berbentuk elips dengan
ukuran 9 x 4,5 µm (µm = 0.001 mm).
Ada beberapa jenis
jamur tiram yaitu jamur tiram putih, jamur tiram merah jambu, jamur tiram
kelabu, dan jamur tiram coklat. Jamur tiram yang dikenal paling enak dan
paling disukai masyarakat sehingga paling banyak dibudidayakan ialah jamur
tiram putih. Jamur tiram putih memiliki ciri warna tudungnya putih susu
sampai putih kekuningan dengan garis tengah 5-25 cm.
Klasifikasi jamur
tiram sebagai berikut :
Kerajaan
: Fungi
Filum
: Basidiomycota
Kelas
: Homobasidiomycetes
Ordo
: Agaricales
Genus
: Pleurotus
Spesies
: Pleurotus ostreatus
Kandungan Nutrisi
Jamur Tiram
Jamur tiram
merupakan salah satu jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi
seperti protein, karbohidrat, lemak, fosfor, besi, thiamin, dan riboflavin yang
lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya sehingga sangat baik
untuk dikonsumsi manusia. 72% lemak dalam jamur tiram merupakan asam lemak
tidak jenuh, sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol
(hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. 28% asam lemak
jenuh serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga
menimbulkan rasa enak. Jamur tiram mengandung 9 macam asam amino yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin,
valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenil alanin.
Kandungan nutrisi
dalam setiap 100 gram jamur tiram sebagai berikut :
kandungan
|
Dalam gram
|
Protein
Serat
Lemak
Abu
Karbohidrat
Kalori
Kalsium
Zat besi
Fosfor
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin C
Niacin
|
13,8
3,5
1,41
3,6
61,7
0,41
32,9
4,1
0,31
0,12
0,64
5
7,8
|
Sumber FAO 1992
Bila dibandingkan
dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemak 25 gram namun
karbohidrat 0,0 gram maka kandungan gizi
jamur masih lebih lengkap. Selain itu Jamur tiram memiliki kandungan gizi yang
lebih baik dibandingkan dengan bahan makanan lain seperti jamur merang, jamur
kuping, daging sapi, bayam, kentang, kubis, seledri, buncis dll. Jamur tiram
memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi tetapi rendah lemak.
Jamur tiram juga
bermanfaat dalam pengobatan seperti menurunkan kolesterol darah. Konsumsi jamur
tiram selama 3 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol hingga 40%. Selain itu
jamur tiram juga dapat menyembuhkan hipertensi, mencegah penyakit diabetes
mellitus, mempercepat pengeringan luka pada permukaan tubuh, menambah vitalitas
dan daya tahan tubuh, serta mencegah penyakit tumor atau kanker, kelenjar
gondok, influenza, sekaligus memperlancar buang air besar.
Jamur mengubah
selulosa menjadi polisakarida yang bebas kolesterol sehingga orang yang
mengkonsumsinya terhindar dari resiko terkena serangan stroke.
Habitat Hidup Jamur
Tiram
Pertumbuhan
jamur tiram akan optimal apabila kebutuhan hidupnya terpenuhi baik
dari segi nutrisi maupun lingkungannya seperti suhu, kelembapan, aerasi,
pH/keasaman, cahaya, serta kandungan air.
Lokasi
Budidaya jamur tiram
dapat tumbuh optimal sepanjang tahun di dataran yang letaknya antara 400m
– 800m di atas permukaan laut (dpl). Sedangkan di daerah dataran rendah
biasanya pertumbuhan jamur tiram tidak begitu baik. Hal ini dapat disiasati
dengan membuat rumah jamur (kumbung) di tempat yang teduh dekat dengan
pepohonan besar sehingga kelembapan nya cukup tinggi.
Suhu
Kisaran suhu untuk
pertumbuhan jamur tiram adalah 15˚C hingga 30˚C. Untuk pertumbuhan
optimum miselium diperlukan suhu sekitar 22˚C – 28˚C. Sedangkan untuk
pertumbuhan tubuh buah diperlukan suhu lebih rendah sekitar 20˚C – 26˚C. Untuk
mengetahui secara pasti kondisi suhu ruangan dapat digunakan thermometer.
Kelembapan udara
Sebagaimana halnya
jamur lain, faktor kelembapan tinggi merupakan syarat utama yang harus
terpenuhi dalam budidaya jamur tiram. Kelembapan udara sangat berpengaruh pada
pertumbuhan jamur tiram. Pada pembentukan miselium diperlukan kelembapan
relatif 70% – 80%. Sedangkan saat pembentukan tubuh buah diperlukan kelembapan
sekitar 80% – 90%. Meski demikian jamur tiram cukup toleran terhadap kelembapan
60 – 70 %.
Cara yang paling tepat
untuk memastikan tingkat kelembapan ini ialah dengan menggunakan higrometer.
Aerasi
Proses aerasi
merupakan hal yang juga vital dalam pertumbuhan jamur tiram. Jamur tiram
seperti halnya jamur pada umumnya memerlukan kadar oksigen lebih tinggi pada
saat pembentukan tubuh buah dibandingkan pembentukan miselium (tahap vegetatif)
pH / tingkat keasaman
pH ideal untuk
pertumbuhan miselium dan tubuh buah yaitu antara 4 sampai 6. Untuk mengukur
secara tepat derajat keasaman atau kebasaan dapat menggunakan pH meter atau
kertas lakmus.
Kadar air
Kadar air
substrat/media untuk pertumbuhan vegetatif tergantung jenis media yang dipakai.
Untuk media kayu utuh kadar air optimum adalah 45-60% sedangkan dengan media
serbuk gergajian diperlukan kadar air 60-75%.
Nutrisi
Seperti halnya
tumbuhan lain, jamur tiram juga membutuhkan nutrisi terutama berupa sumber
karbon, nitrogen, vitamin, dan mineral. Sumber karbon berupa senyawa pektin,
hemiselulosa, dan pati. Sumber nitrogen dalam bentuk asam amino, ammonia, dan
urea. Kadar nitrogen harus dalam konsentrasi yang tepat karena kadar yang
berlebihan maupun kekurangan akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat.
Kebutuhan akan vitamin dapat terpenuhi melalui penambahan biji-bijian atau
dedak. Sedangkan mineral pada dasarnya sudah dapat dipenuhi dari air dan media
dasar itu sendiri.
Cahaya
Pada umumnya jamur
memerlukan cahaya pada fase pertumbuhan tubuh buah terutama pada saat
perangsangan terbentuknya tubuh buah (akhir fase vegetatif) sedangkan fase
pertumbuhan vegetatif miselium diperlukan kondisi gelap. Cahaya yang
diperlukan dapat diperoleh baik dari cahaya matahari maupun dari cahaya lampu.
Intensitas cahaya yang dianggap cukup apabila dalam ruangan kita dapat membaca
koran dengan jarak satu lengan antara koran dan mata.
Media tanam
Media tumbuh jamur
tiram sebagaimana halnya jamur kayu lainnya berupa bahan yang mengandung lignin
dan selulosa yang umumnya terdapat pada tumbuhan berkayu. Secara alami jamur
tiram biasa tumbuh pada batang kayu yang telah mati. Untuk memudahkan proses
budidaya dan menurunkan biaya produksi biasanya produsen menggunakan media
alternatif seperti jerami padi, ampas tebu, sisa kertas, kulit kacang, dan yang
paling banyak digunakan yaitu serbuk gergajian.
Pemilihan bahan media
ini tentunya berdasarkan tingkat efisiensi, harga yang murah, mudah diperoleh,
dan hasil produksinya optimal. Selain bahan tersebut perlu ditambahkan pula
bahan lain seperti dedak, kapur, dan pupuk.
SARANA DAN PRASARANA
Sebagai langkal awal
disarankan mencoba dalam skala kecil. Mengenai peralatan dapat menggunakan
peralatan yang sangat sederhana, misalnya drum untuk pasteurisasi/pengukusan
dapat membeli drum bekas yang harganya lebih murah. Cangkul, sekop, dan ember
dapat diusahakan sendiri. Pada prinsipnya dengan modal kecil pun dapat memulai
berkebun jamur tiram asalkan memiliki kemauan dan niat yang kuat.
Kelengkapan
operasional
Perlengkapan yang
diperlukan antara lain:
1.
Mesin produksi
(steamer)
2.
Semprotan
3.
Plastic polypropylene,
4.
Cincin bambu, kapas,
dan karet gelang
5.
Cangkul, sekop, dan
ember plastic
6.
sendok bibit
7.
botol
8.
Thermo-higrometer
Rumah jamur (kumbung)
Rumah jamur perlu
dibangun dilokasi yang memenuhi syarat kelembapan dan suhu udara
lingkungan. Rumah jamur sebaiknya dibuat dari bahan bahan yang sederhana untuk
menghemat biaya. Rumah jamur sederhana dapat dibuat dari kerangka bambu dengan
menggunakan atap daun rumbia, anyaman bambu atau anyaman jerami padi. Di
dalamnya dibuat rak-rak yang disekat-sekat untuk meletakkan baglog. Tinggi rak
dibuat sedemikian rupa sesuai kapasitas bag log yang diinginkan bisa dibuat 3
hingga 6 tingkat